والحبيب شيخ بن محمد العيدروس ، الحبيب حسن بن عبدالقادر السقاف . dan lain nya
Rabu, 29 Juli 2015
PROFIL SAYA
Al habib Ahmad bin Ali bin Alwi Al habsyi
SOLO
NASAB .
Nasab Al-faqir adalah Ahmad bin ali bin alwi bin ali bin muhammad
bin husein bin abdullah bin syech bin abdullah bin muhammad
bin husein bin ahmad shohibus syi’ib bin muhammad Asghor bin
alwi bin abubakar Alhabsyi dan terus menyambung sampai
datukku :
سيدنا محمد ين
عبدالله صلى الله عليه وسلم
Al-Faqir (Al-habib Ahmad) lahir dikota Solo pada hari
selasa, tanggal 27 sya’ban 1393 H ( 25 september 1973 M ). putera dari ayahanda الحبيب على بن علوى
الحبشي (
Al-habib Ali Alhabsyi ) dengan ibunda الحبابة
شفاء بنت شيخ بن أبوبكر السقاف ( Hababah Syifa Assegaf
).
Semanjak kecil
Al-faqir terdidik oleh kedua orang tuanKu dengan didikan agama islam dengan
toriqoh salafusholihin yang sangat ketat.
PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN.
Dimasa
kecil Al-Faqir terdidik oleh ayahanda dengan belajar ilmu islam dan iman, serta
toriqoh salafussholih ,serta dibimbing belajar membaca kitab salafus sholih dan
juga tidak terlepas dari belajar makhroj huruf arab yang fasih dengan bimbingan
membaca alquran dan maulid simtudduror, dan juga makhroj huruf amiyah Yamani
dan diajarkan juga lantunan qosidah salaf datuk-datuk ku. Begitu juga terhadap
ibunda, Al-faqir selalu diajak dan dianjurkan untuk selalu mengikuti majelis-majelis
sholihin yg ada di kota solo dan di kota lainnya. Kedua ortu Ku mendidik
Alfaqir dengan didikan seperti layaknya Pondok Pesantren. Ketika beranjak
dewasa, Al-Faqir juga dibimbing oleh kakek ku Al-habib Syech bin Abubakar
Assegaf ( Putra Al-habib Abubakar bin Muhammad Assegaf Gresik ).
Pernah
sekali waktu ditahun 1990-an, Al-Faqir diajak menuju kekota Gresik beserta
rombongan oleh Kakek ku Al-habib Syech Assegaf. Ditengah perjalanan tersebut ,singgah
terlebih dahulu kerumah Al-habib Alwi bin Alwi bin syech Al-jufri ( Paman
Al-habib Syech ) dikota Jombang, dan juga mengunjungi para habaib lainnya yang
ada di sana. Bebarapa hari kemudian, kami menuju ke kota Gresik (kota kediaman
Ayah beliau) yaitu Al-Imam Al-Qutb Al-habib Abubakar bin Muhammad Assegaf.
Sesampai dikota Gresik langsung menuju ke Maqom Ayah beliau dibelakang Masjid
Jami’ Gresik, diperjalanan menuju maqom, bertemu dengan seorang penjaga pintu maqom
dan mengatakan bahwa ayahmu telah menunggumu. Dari mana kau tahu “tanya habib
Syech”. Lalu si penjaga berkata : “bahwa aku semalam bermimpi Al-habib Abubakar bin Muhammad berkata:
akan datang kepadaku rombongan dari kota Solo yang dipimpin oleh putraku Syech bin Abubakar”. Sesampai
didepan Makam. Kami membaca Yasin dan bertahlil. Ditengah berlangsungnya
pembacaan , Al-habib syech menarik sarungku supaya lebih dekat makam, seraya
berkata “ datukmu Abubakar bin Muhammad berkata :
” أنت وأهلك على ظل نظرتـي ( kamu dan keluarga mu mendapat naungan Nadhzrah
ku )”.
Setelah
keesokan harinya kami mengunjungi para orang2tua di kota surabaya dan pasuruan,
diantaranya:
الحبيب
أحمد بن شيخ السقاف ، الحبيب عبدالرحمن بن محمد العيدروس ،
والحبيب شيخ بن محمد العيدروس ، الحبيب حسن بن عبدالقادر السقاف . dan lain nya
والحبيب شيخ بن محمد العيدروس ، الحبيب حسن بن عبدالقادر السقاف . dan lain nya
Kami berkunjung sambil mengambil
istifadah dari nasehat mereka, orang2 sholih tersebut.
Dan Al-faqir juga sering diajak
di hari2 lainnya untuk berkunjung ke tempat orang2 sholihin dikota semarang,
pekalongan , cirebon , jakarta. Dan lainnya. Begitulah sedikit pengalaman Al-Faqir
bersama sang kakek Al-habib Syech bin Abubakar Assegaf, yang sekaligus sebagai guru
suluk Al-Faqir.
Misi Dakwah &
berdomisili.
Sekitar
tahun 2004, Al-Faqir dipanggil oleh Alhabib Anis bin Alwi Al-Habsyi ( paman )
di depan masjid Riyad. Dan kami berbicara berdua. Beliau berkata :
Ya Ahmad kau coba berangkat ke
Kalimantan. Siapa tahu disana kau akan terbuka “ kata Beliau”
Aku belum pernah ke Kalimantan,
siapa yang harus ku temui disana “ jawab Al-Faqir”
Kau akan bertemu dengan seseorang
yang sudah aku beri kabar” kata Beliau”
Na’am, saya akan coba cari
informasi , dan akan berangkat secepatnya “ jawab Al-Faqir”.
Sesampainya
di Kalimantan, al-faqir bertemu dengan seseorang yang ditunjuk oleh habib anis
di kota Martapura, dan selang beberapa hari kemudian al-faqir berkunjung ke
beberapa habaib yang tinggal di kota Martapura. Dan pada akhirnya al-faqir
menetap di kota Martapura dan mengadakan Majelis Maulid Simtudduror disana dan
di kota sekitarnya.
Selang
1 tahun kemudian al-faqir terpanggil untuk berangkat ke Negeri Hadramaut
bersama kedua orang tuaku dan saudara2 ku. Sesampai di Tarim, al-faqir bertemu
oleh guru ku Al-Mukarrom Al-habib Umar bin Hafidz . Beliau berkata:
يا أحمد أنت لابد أن تأقراء الكتاب في كل مجالسك.
Setelah beberapa hari di Hadramaut, al-faqir beserta
rombongan menyelesaikan umroh di Haromain, kemudian al-faqir berkunjung ke
rumah kediaman Al-Mukarrom Al-Faqih Al-habib Zein bin Ibrohim Bin Sumaith, dan
beliau memerintahkan al-faqir untuk mengembangkan ajaran Salaf dikota ku.
Setelah
beberapa minggu al-faqir pulang ke Tanah Air (Martapura), Al-faqir bermimpi : “
al-faqir melihat majelis maulid di Masjid Riyadh Solo yang dipimpin oleh
Al-habib Alwi bin Ali Alhabsyi ( Kakek ) dan disampingnya ada KH. Zaini bin
Abdul Ghoni ( guru sekumpul ) seraya berkata: “ Ahmad bin Ali al-habsyi diharap
kedepan untuk membaca Qosidah”, maka al-faqir terkejut ! dan menyiapkan pakaian
untuk menuju kedepan majelis. Secara tak disangka al-faqir di gandeng tangan
sebelah kiri oleh kakek ku Al-habib Syech bin Abubakar Assegaf seraya menuju ke
arah Al-habib Zein bin Sumaith yang juga berada disana juga, dan beliau
menggandeng tangan kanan ku untuk menuju ke depan majelis yang dipimpin oleh
Al-habib Alwi bin Ali Alhabsyi.
Dan
setelah itu al-faqir terbangun dan berbicara kepada Sayyidil Walid Al-habib Ali
Al-habsyi untuk mentakwilkan mimpi tersebut, dan beliau berkata: “Kau ya ahmad,
telah mendapat izin dan terpanggil oleh Sohibul wilayah ( guru Zaini-sekumpul )
untuk membuka Majelis Maulid Simtudduror dan bukalah Majelis Hadroh Ali Habsyi dihari
yang berbeda dan bukalah pengajian yang dimulai dengan Pembukaan kitabnya
karangan Al-habib Zein bin Sumaith, dan tetap jalanlah di thoriqoh Salafmu yang
telah dibimbing oleh kakekmu Al-habib Syech bin Abubakar Assegaf.
Alhamdulillah
dengan izin Allah al-faqir telah menjalankan semuanya dan membangun majelis ,
dan sampai saat ini masih tetap belangsung. Dan al-faqir memberi nama majelis
tersebut : MEJELIS DZIKIR DAN TA’LIM DARUL HABSYI. Semoga Allah s.w.t.
melindungi dari segala macam hambatan , dan semoga Allah s.w.t menjadikan
majelis kami berjalan terus sampai akhir Zaman , dan semoga Allah s.w.t.
menjadikan majelis kami termasuk majelis yang diridhoinya dan majelis yang selalu
mendapat nadhroh dari Allah s.w.t. dan nadhroh dari salaf dan Rosulullah s.a.w. Amiin Allahumma Amiin....